Sunday, October 27, 2013

Memahami Shutter Speed, Diafragma, dan ISO bagi Fotografer Pemula

           Bagi para pemula ada tiga hal dasar dalam settingan kamera yang harus dipahami untuk dapat menghasilkan foto yang sesuai keingginan.

shutter speed, diafragma, ISO Kamera DSLR

Tampilan menu Shutter speed, Diafragma, dan ISO pada LCD DSLR Canon

Tiga settingan tersebut yang saya maksud adalah Shutter Speed, Diafragma, dan ISO. Hal ini terutama apabila kita menggunakan mode Manual, maka seluruh settingan kamera berada dalam kendali juru foto. Dengan memahami tiga hal tersebut maka diharapkan kita bisa menghasilkan foto yang pas, maksudnya tidak over exposure (gambar yang terlalu terang, sehingga warna detail obyek menjadi hilang) atau under exposure (gambar yang terlalu gelap).
1. Shutter Speed
Apabila didefinisikan Shutter Speed adalah rentang waktu saat kamera sobat terbuka sehingga sensor kamera dapat melihat obyek untuk direkam dalam bentuk foto digital, lebih gampangnya adalah rentang waktu saat kita memencet tombol shutterdi kamera sampai tombol ini kembali ke posisi semula.
 Semakin lama Shutter Speed terbuka maka akan semakin lama cahaya yang masuk mengenai sensor kamera  sebelum mengambil gambar obyek, maka saat kita memotret di tempat yang terang settingan Shutter Speed harus cepat agar foto tidak over exposure. Begitu juga sebaliknya saat kita memotret obyek dengan cahaya minim maka settingan Shutter Speed harus lambat agar hasil foto tidak under exposure.

Shutter speed, Diafragma, ISO Kamera DSLR Nikon
Tampilan menu Shutter speed, Diafragma, dan ISO pada LCD DSLR Nikon

 Satuan Shutter Speed adalah detik, misalnya saat kita setting 30” itu artinya kamera akan mengambil foto setelah 30 detik dihitung sejak kita memencet tombol shutter, atau saat kita setting 1/160 maka artinya kamera akan mengambil gambar seperseratus enam puluh detik setelah tombol shutter di pencet, begitu cepat kan…
 Untuk menghasilkan foto yang baik, tidak over maupun under exposure dalam kebanyakan kondisi biasanya Shutter Speed di setting 1/60 atau lebih cepat, agar foto tajam dan tidak blur/tidak fokus.
2. Diafragma
Yang dimaksud diafragma pada kamera adalah besar bukaan pada lensa kamera. Semakin besar bukaan lensa kamera maka akan semakin banyak jumlah cahaya yang masuk mengenai sensor kamera,
 Diafragma pada kamera dilambangkan dengan huruf f kemudian di ikuti dengan bilangan nilai diafragma, contoh
f /1 – f/1.4 – f/2 – f/2.8 – f/4 – f/5.8 – f/8 – dst
semakin kecil nilainya maka semakin besar bukaan lensanya, begitu sebaliknya semakin besar nilai difragmanya maka semakin kecil bukaan lensanya.
 Sebagai contoh apabila kita memotret obyek dengan sumber cahaya yang terang maka settingan diafragma harus besar agar bukaan lensanya kecil sehingga jumlah cahaya yang masuk sedikit, dan settingan Shutter Speed harus cepat agar cahaya yang masuk tidak terlalu lama mengenai sensor kamera sehingga foto yang akan kita hasilkan nanti diharapkan tidak over exposure.


3. ISO
ISO adalah satuan tingkat sensitifitas pada sensor kamera terhadap cahaya, apabila di kamera analog sama dengan nilai ASA film.
 Semakin besar nilai ISO maka semakin sensitif sensor kamera terhadap cahaya, sehingga semakin sensitif sensor kamera terhadap cahaya itu artinya semakin cepat sensor kamera merekam obyek.
 Untuk menghasilkan foto yang baik, tidak over maupun under exposure maka kita harus menguasai tiga settingan dasar tersebut. Untuk menguasai ketiga hal tersebut maka perlu banyak latihan sehingga dengan sendirinya feeling kita akan terasah untuk dapat mensetting kamera dengan tepat sesuai dengan kondisi obyek yang kita hadapi dan gambar yang kita harapkan.

0 comments:

Post a Comment